Pelaksanaan Ibadah Haji Qiran


HAJI QIRAN

Haji Qiran ialah mengerjakan ibadah haji dan umrah di dalam satu niat dan pekerjaan sekaligus. Cara ini wajib menyembelih Dam Nusuk. Di dalam satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW ketika melaksanakan haji wada, Beliau melaksanakan hajinya dengan cara Qiran ini tetapi beliau juga menyembelih hewan qurban juga karena saat itu beliau membawa seratus ekor unta untuk disembelih. Cara ini jarang sekali dipakai oleh jamaah haji Indonesia.

Pelaksanaan Haji Qiran

Pelaksanaan ihram haji untuk jamaah haji gelombang I, miqot hajinya di Bir Ali/ Dzulhulaifah di Madinah. Sedangkan bagi jamaah haji gelombang II, miqot hajinya bisa di atas pesawat saat melintasi Yalamlam atau di Bandara King Abdul Aziz – Jeddah. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan ihram haji yaitu:

a. Bersuci yaitu mandi dan wudhu *

b. Berpakaian ihram

c. Sholat Sunah Ihram 2 rakaat

d. Niat Haji (lihat Niat Haji )

(* bagi jamaah haji gelombang I, mandi dilakukan di Hotel sebelum berangkat ke Bir Ali. Sedangkan jamaah haji gelombang II, mandinya bisa dilakukan di Asrama Haji Embarkasi)

Ketika kita sudah meniatkan haji maka detik itu pula larangan-larangan ihram berlaku hingga pelasanaan tahallul awal (melontar jamrah Aqobah dan mencukur rambut) selesai. Karena itu jagalah larangan ihram ini jangan sampai melanggarnya.

Setelah miqot haji selesai maka jamaah haji akan diberangkatkan menuju Makkah. Selama dalam perjalanan perbanyaklah bertalbiyah dan berdzikir.

Sesampai di Makkah ( berdoalah dengan Doa Masuk Makkah ), jamaah haji akan mempersiapkan pelaksanaan thawaf. Jamaah haji bisa beristrahat dahulu sebelum melaksanaan thawaf agar rasa capeknya hilang dan badan jadi segar.

Sesampai di Masjidil Haram:

Masuk Masjid dan berdoa dengan Doa Masuk Masjidil Haram
Melihat Ka’bah dan berdoa dengan Doa Melihat Ka’bah
Melaksanakan Thawaf Qudum (lihat masalah Thawaf) dan berdoa dengan Doa Thawaf
Selesai Thawaf, boleh melaksanakan Sai dan berdoa dengan Doa Sa’i . Tetapi tidak diakhiri dengan tahallul atau mencukur rambut. *
(* jika setelah thawaf qudum kemudian dilanjutkan dengan sa’i maka ketika thawaf ifadhah tidak perlu sa’i lagi. Jika melaksanakan thawaf saja tanpa sa’i maka ketika thawaf ifadhah disertai dengan sa’i)

Selama di Makkah sambil menanti waktu wukuf tetap dalam keadaan ihram dan larangan-larangan ihram masih tetap berlaku sampai pelaksanaan tahallul awalnya selesai. Karena itu pelaksanaan haji dengan cara qiran ini sangatlah berat khususnya dalam menjaga larangan-larangan ihramnya.

Pelaksanaan Ibadah Haji

Jamaah haji yang melaksanakan ibadah haji dengan cara qiran maka ketika persiapan ke Arofah Tanggal 8 DZulhijjah untuk wukuf, tidak perlu mempersiapkan diri untuk niat ihram hajinya lagi, seperti halnya haji tamattu’ karena mereka masih dalam kondisi berihram. Pelaksanaan haji qiran sama dengan haji ifrad. Selanjutnya proses ibadah hajinya sama seperti pelaksanaan haji tamattu.

Persiapan Berangkat ke Arofah untuk Wukuf Tanggal 8 Dzulhijjah


Membawa pakaian secukupnya untuk 4 hari selama di Mina, buku doa, sajadah, senter kecil, tikar lipat (perlak), obat-obatan dan peralatan mandi.
Menjelang siang hari jamaah haji akan diberangkatkan ke Arofah oleh Maktab dengan bis secara bergilir biasanya sesuai urutan hasil qur’ah Ketua Kloter dengan Maktab. Tiba di Arofah (berdoa dengan Doa masuk Arofah ) secara bergelombang biasanya sampai malam hari. Jamaah haji sebaiknya banyak istirahat untuk persiapan wukuf esok hari.
Pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah setelah makan pagi sebaiknya jamaah haji beristirahat (1-2 jam) mungkin semalam tidak bisa tidur agar tubuh segar dan tidak mengantuk selama wukuf.
Waktu wukuf mulai tergelincir matahari sampai terbenam matahari. Saat wukuf merupakan waktu mustajabah untuk berdoa jangan disia-siakan hanya dengan tidur. Kegiatan selama wukuf: Mendengarka Khubat Wukuf
Sholat Dhuhur Dijamak dan Qoshar
Berdzikir, Membaca Al Quran, Berdoa, Tafakur dan Taqarrub ke hadirat Allah SWT.
Sebaiknya tetap berada di kemah selama wukuf untuk menghindari sengatan matahari. Bila ke kamar mandi, carilah waktu-waktu senggang/ lengang agar tidak terlalu lama antri.
Jagalah larangan-larangan ihram jangan sampai Anda melanggarnya.
Sore hari setelah maghrib jamaah haji akan diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk mabit disana. Pemberangkatan secara bergelombang sesuai urutan. Janganlah berebut dan ingatlah kita masih dalam kondisi ihram.


Di Muzdalifah

Sesampai di Muzdalifah (berdoa dengan Doa Ketika Sampai di Muzdalifah ), jamaah haji akan ditempatkan dalam suatu area terbuka dimana area tersebut berpagar dan hanya diberi tanda dengan Nomor Maktab. Pintu masuk berbeda dengan pintu keluar. Sebaiknya Anda tidak perlu berjalan-jalan, bisa kesasar atau kesingsal ke maktab lain, akibatnya Anda akan diberangkatkan ke kemah di Mina yang berbeda dengan maktab Anda.
Selama mabit di Muzdalifah, jamaah haji bisa mencari kerikil untuk melontar jamrah Aqobah sebanyak 7-10 butir. Jika melontar jamrah sampai tanggal 13 Dzulhijjah maka jumlah kerikil yang dikumpulkan sebanyak 70 butir kerikil. Jamaah haji bisa mencari kerikil di sekitar toilet karena disana sudah disediakan kerikil dalam jumlah yang banyak.
Lewat tengah malam jamaah haji akan diberangkatkan lagi menuju ke kemah di Mina untuk melaksanakan melontar jamrah. Berhati-hatilah biasanya di pintu keluar, jamaah haji pada berebut naik bis bahkan tak jarang saling dorong dan salin caci maki, berbuat jidal (berbantah-bantahan) padahal masih dalam kondisi ihram.
Selama mabit perbanyaklah dzikir dan berdoa jika lelah Anda bisa istirahat/ tidur jika memungkinkan.


Di Mina Tanggal 10 Dzulhijjah


Sesampai di Mina (berdoa dengan Doa Sampai di Mina ), masuklah ke kemah-kemah yang telah disediakan oleh Maktab. Beristirahatlah secukupnya untuk persiapan melontar jamrah Aqobah.
Bersegeralah melaksanakan melontar jamrah aqobah agar Anda bisa segera melaksanakan Tahallul Awal sehingga bisa terbebas dari larangan ihram. Sebaiknya Anda minta mutawwif untuk memandu jalan ke jamarat. Sebelum melontar jamrah sebaiknya carilah tempat untuk “janjian ketemu” jika ada yang tersesat atau terlepas dari rombongan. Laksanakan melontar jamarot secara berombongan disertai Pembimbing Anda agar Anda tidak tersesat. Di Mina banyak terjadi kasus orang yang tersesat karena arah jalannya satu jalur jika salah ambil jalan maka akan memutar yang jauh padahal ditempuh dengan jalan kaki.
Bila ingin melontar jamrah lihatlah situasi dan kondisi yang ada. Jika terlalu padat dan bersesakan sebaiknya tunda dulu melontar jamrahnya. Carilah waktu-waktu yang longgar. Ingat keselamatan jamaah haji adalah prioritas utama! Jangan cari afdhal tapi dengan mengorbankan diri sendiri.
Setelah melontar jamrah Aqobah carilah tempat yang sepi di pinggir jamarot untuk melaksanakan Tahallul Awal dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut. Setelah itu pulang kembali ke tempat kemah. Jika Anda telah melaksanakan Tahallul Awal maka pakaian ihram bisa dilepas dan bisa berpakaian biasa. Anda sudah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali hubungan suami istri. Berisirahatlah dengan cukup di kemah guna mempersiapkan diri untuk melontar jamrah Ula, Wustha dan aqobah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Setelah selesai melaksanakan melontar jamrah baik mengambil nafar awal ataupun nafar tsani. jamaah haji akan pulang ke pondokan/ hotel di makkah


Kembali ke Pondokan Di Makkah


Setelah pulang dari Mina, sebaiknya beristirahatlah dahulu untuk memulihkan tenaga. Jika kondisi badan sehat dan memungkinkan bersegeralah menyempuranakan Rukun Haji yaitu melaksanakan Thawaf Ifadhah dan Sa’i di Masjidil Haram (tanpa mencukur rambut lagi!). Jika ketika melaksanakan Thawaf Qudumnya disertai dengan sa’i maka thawaf ifadhanya tidak perlu lagi dengan sa’i.
Jika ada ibu-ibu usia subur yang haid atau jamaah yang sakit, tunda dahulu pelaksanaan thawaf ifadhahnya. Bila haidnya sudah selesai atau sakitnya sudah sembuh bersegeralah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa’i. Jika telah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa’i berarti jamaah haji telah terbebas dari seluruh larangan-larangan ihram termasuk melakukan hubungan suami istri bagi suami istri tentunya.
Selesailah ibadah haji kita. Tinggal menunggu pelaksanaan thawaf wada’ sebelum ke Madinah bagi gelombang II dan pulang ke Tanah Air bagi gelombang I.

Penulis


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page